tag:blogger.com,1999:blog-49434490136549675302024-03-13T09:31:59.436+08:00Taman Geologi“THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-11841892631963095472010-01-27T23:27:00.001+08:002010-02-27T15:02:32.543+08:00SIKLUS BATUAN (ROCK CYCLE)<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.<span id="more-34"></span> </div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
<a href="http://www.senyawa.com/2010/01/bowens-reaction-series.html">Selengkapnya</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-17239376701533302562010-01-27T23:23:00.001+08:002010-02-27T15:04:24.834+08:00Tektonik lempeng<div style="text-align: justify;">Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.<span id="more-41"></span> </div><div style="text-align: justify;"><br />
<a href="http://www.senyawa.com/2010/01/tektonik-lempeng.html">Selengkapnya</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-43673679155459681812010-01-27T23:21:00.001+08:002010-02-27T15:06:10.725+08:00Jenis-jenis Batas Lempeng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://singkapan.files.wordpress.com/2010/01/tectonic_plate_boundaries.png?w=300&h=166" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://singkapan.files.wordpress.com/2010/01/tectonic_plate_boundaries.png?w=300&h=166" /></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:<br />
<br />
<a href="http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-jenis-batas-lempeng_27.html">Selengkapnya</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-47291461996426627932010-01-27T23:17:00.001+08:002010-02-27T15:08:43.490+08:00Bowen’s Reaction Series<div style="text-align: center;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">Bowen menentukan bahwa mineral spesifik dari temperature tertentu hasil pendinginan magma. Pada tempertatur tinggi akan berasosiasi dengan magma mafik dan intermediet, secara umum kemajuan ini dibagi menjadi dua cabang. Cabang pertama Continuous menjelaskan mengenai evolusi plagioklas feldspar mulai dari yang kaya calsium (Ca) dan kaya sodium (Na). Cabang berikutnya discontinuous mendeskripsikan formasi atau bentuk mineral mafik seperti olivine, pyroxene, amphibole dan bitotit mika. Hal aneh yang ditemukan pada Bowen adalah mengenai bagian discontinuous. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://img42.imageshack.us/img42/2433/bownseries.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="308" src="http://img42.imageshack.us/img42/2433/bownseries.gif" width="400" /></a></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><a href="http://www.senyawa.com/2010/01/bowens-reaction-series.html">Selengkapnya</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-23746788251409573732009-09-11T20:54:00.001+08:002010-02-27T15:07:07.868+08:00Formasi Pamaluan<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Di atas Formasi Tuju-Telaki secara tidak selaras ditemukan serpih, batulempung dan batulanau dengan sisipan batupasir, batubara yang dinamakan Formasi Pamaluan. Berlainan dengan formasi formasi Sedimen Tersier yang lebih tua, formasi ini tersingkap pada daerah yang luas, menempati daerah dengan topografi rendah.</span><br />
<span style="font-family: verdana;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: verdana;"><a href="http://www.senyawa.com/2009/09/formasi-pamaluan.html">Selengkapnya</a></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-60162351798333081162009-09-11T20:51:00.000+08:002009-09-11T21:00:30.841+08:00Formasi Tuju – TelakiFormasi Tuju – Telaki menumpang selaras di atas Formasi Tanjung-Kuaro, terdiri dari batugamping dan serpih gampingan, berwarna abu-abu, dengan sisipan batupasir. Formasi ini tersingkap di Daerah Tuju-Telaki yang diendapkan pada lingkungan delta dengan umur Eosen Akhir hingga Oligosen (Priyomarsono, dkk, 1994).erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-85415590694143680402009-09-10T19:56:00.000+08:002009-09-10T19:56:50.180+08:00Formasi Tanjung – Kuaro<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cerwan%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Formasi Tanjung _ Kuaro ini merupakan sedimen Tersier tertua yang mengisi Cekungan Kutai dan tersingkap bagus di Sungai Muru, yang terletak di sebelah Barat Kuaro. Formasi ini terdiri dari konglomerat, serpih dan batugamping. Bagian paling bawah dijumpai konglomerat polimik yang menumpang langsung di atas peridotit Pra Tersier. Fragmen konglomerat berukuran 0,3 cm hingga 3 cm, terdiri atas batuan peridotit, chert, kwarsa, tersemen dalam batupasir, serta di dalam konglomerat dijumpai adanya lensa-lensa batupasir kasar. </span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></span><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cerwan%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Di atas konglomerat terdapat litologi serpih warna abu-abu gelap dengan sisipan batupasir halus, dan di atasnya lagi ditemukan batubara berwarna hitam dan perselingan antara batulanau, batupasir dan serpih abu-abu. Di bagian atas Formasi ini dijumpai litologi batugamping yang berwarna abu-abu kekuningan berlapis dan banyak mengandung Foraminifera Besar, yaitu <i>Nummulites variolarius, Biplanispira absurda </i>dan <i>Discocyclina dilata, </i>yang menunjukkan umur Tb (Eosen Akhir). (Priyomarsono, dkk, 1994).</span></span>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-86896082112412826962009-04-14T14:52:00.000+08:002009-04-14T14:53:29.591+08:00Model EndapanDalam konteks pemodelan endapan, maka beberapa istilah dasar mengenai keterdapatan mineral, endapan mineral, dan endapan bijih harus dapat dipahami agar dapat mempunyai pengertian yang sama dalam penggunaan istilah ini.<br /> <br />Keterdapatan mineral (“mineral occurance”) adalah suatu konsentrasi mineral (pada umumnya terdapat bersamaan dengan beberapa mineral lain) yang dapat terdeteksi keberadaannya pada suatu tempat atau mempunyai ciri/konsentrasi dimana secara teknis/ilmiah menarik. <br /><br />Endapan mineral (“mineral resources/mineral deposit”) adalah suatu keterdapatan mineral dengan ukuran dan kadar yang cukup secara teknis (dalam berbagai kondisi) dan mempunyai nilai ekonomis yang potensial untuk dikembangkan<br /><div class="fullpost"> lebih lanjut.<br /><br />Endapan bijih (“ore deposit”) adalah suatu endapan mineral yang mempunyai ukuran dan kadar dapat diuji dan diketahui, serta mempunyai kemungkinan untuk ditambang (dieksploitasi) secara menguntungkan. Pada konteks endapan bijih ini, kontrol ekonomi dan integrasi proses pengelolaan (penambangan – pengolahan – pemasaran) harus akurat dan terukur.<br /><br />Perlu diingat bahwa bahan tambang bukan hanya mineral atau bijih, tetapi juga bahan-bahan lain yang dapat diusahakan dan dipasarkan, misalnya batubara, permata/batu mulia, bahan galian industri, bahan bangunan atau bahkan tanah urug (bahan galian konstruksi).<br /><br />Dalam tahapan eksplorasi, pada observasi lapangan selalu dimulai untuk menemukan keterdapatan mineral, dimana kegiatan-kegiatan eksplorasi selanjutnya berusaha untuk menghasilkan (membuktikan) suatu keterdapatan mineral dapat ditingkatkan menjadi konteks endapan mineral dan bahkan jika beruntung dapat ditingkatkan menjadi endapan bijih. <br /><br />Dalam pengumpulan informasi dan pengetahuan tentang karakteristik untuk mendapatkan suatu endapan bijih, maka disusun suatu model yang mengakomodasi informasi-informasi dan karakteristik bahan galian (endapan) tersebut yang disebut dengan model endapan mineral (‘mineral deposit models”), dengan harapan bahwa melalui model endapan tersebut dapat dilakukan program-program pembuktian untuk dapat mengidentifikasikan dengan benar kondisi endapan tersebut, sehingga dapat diukur sebarapa besar potensi untuk mengembangkan endapan mineral tersebut menjadi endapan bijih.<br /><br />Atribut atau sifat-sifat dari suatu keterdapatan mineral harus dapat tergambarkan dalam sebuah model. Untuk itu dalam penggambaran atribut atau sifat-sifat dari suatu endapan mineral tersebut, dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan (pengelompokan), yaitu :<br /><br />a. Karakteristik lokal ; yang dapat langsung diamati di lapangan, yaitu : <br /> - mineralogi, baik berupa komposisi mineral ikutan, mineral-mineral pengotor, tekstur, dll. <br /> - pola-pola pengelompokan (zonal patterns), baik berupa pola urat, pola alterasi, pola anomali, dll. <br /> - sifat-sifat kimiawi endapan atau anomali kimia lokal (local chemical haloes), baik berupa komposisi unsur utama, unsur-unsur ikutan, unsur-unsur petunjuk, dll.<br /><br />b. Karakteristik tatanan tektonik regional ; yang dapat diinterpretasikan dari studi lokal dan dikombinasikan dengan tatanan tektonik regional, yaitu :<br /> - urutan batuan, <br /> - lingkungan geologi,<br /> dll<br /><br />Komponen atribut utama dalam penyusunan suatu model endapan ada 2 (dua), yaitu pola geokimia (berhubungan dengan distribusi/komposisi unsur, pola dispersi, anomali-anomali, dll.) dan mineralogi (berhubungan dengan komposisi mineralogi beserta sifat-sifat fisik dan kimianya, termasuk struktur dan tekstur endapan mineral tersebut).<br /><br />Suatu model endapan mineral merupakan sebuah informasi yang disusun secara sistematis yang memuat informasi-informasi tentang atribut-atribut penting (sifat dan karakteristik) pada suatu kelas endapan mineral. Model endapan mineral tersebut dapat juga berupa suatu model empirik (deskriptif), yang memuat informasi-informasi yang saling berhubungan (dari yang belum diketahui) berdasarkan data teoritik, yang selanjutnya dijabarkan dalam konsep-konsep yang fundamental (mendasar). <br /><br />Sifat dari suatu model endapan mineral haruslah fleksibel, yaitu terbuka dan mudah diaplikasikan. <br />a. Terbuka, yaitu dapat berubah dengan penambahan data atau informasi baru yang diperoleh, sehingga dapat memperkaya/menyempurnakan model atau bahkan dapat merubah model endapan awal.<br />b. Mudah digunakan (diaplikasikan), yaitu pengguna dapat dengan mudah untuk mengerti dan membaca model untuk diterapkan pada lingkungan batuan dan tektonik selama penyelidikan.<br /> <br />Dalam penyusunan suatu model endapan mineral perlu diperhatikan penekanan pada endapan-endapan epigenetik, yaitu penekanan pada lingkungan litotektonik formasi (berhubungan dengan batuan asal atau batuan induk) atau penekanan pada lingkungan litotektonik mineralisasi (berhubungan proses pembentukan mineral-mineral). Oleh sebab itu untuk endapan epigenetik harus jelas arah penekanan modelnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi.<br /></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-69886710034663721952009-04-14T14:34:00.000+08:002009-04-14T14:37:23.196+08:00Bahan Galian BijihYang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).<br /><br />Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).<br /><br />Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan.<div class="fullpost"> Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :<br />a. Mengurangi ongkos angkut.<br />b. Mengurangi ongkos peleburan.<br />c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.<br />d. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.<br /><br />Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :<br />a. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).<br />b. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).<br /><br />Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial.<br /><br />Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :<br />a. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).<br />b. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau reagen organik untuk “menangkap” logamnya.<br />c. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.<br /><br />Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :<br />• Pada PBG : - bijih / mineral tetap mineral<br /> - kadar logam rendah kadar logam tinggi <br /> - sifat-sifat fisik dan kimia tak berubah <br />• Pada ekstraktif metalurgi : - bijih / mineral - jadi logam (metal)<br /> - sifat-sifat fisik dan kimia berubah</div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-72137766277430942012009-04-05T03:02:00.001+08:002010-02-27T15:10:22.612+08:00Peta topografiSebagai bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan peta <br />
topografi. Peta topografi ini penting, karena sebagai peta dasar, nantinya dapat digunakan sebagai<br />
dasar bagi pengembangan sebagai peta-peta tematik lainnya.<br />
<br />
Di Indonesia, khususnya pada tambang batubara, di mana keberadaan potensi batubaranya masih <br />
banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal), maka tambang terbuka adalah pilihan<br />
yang paling tepat dan ekonomis. <a href="http://www.senyawa.com/2009/04/peta-topografi.html">Selengkapnya</a>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-71385658789493256172009-03-04T12:17:00.001+08:002010-02-27T15:11:37.713+08:00Formasi apa saja Yang Ada di Kalimantan Timura. Formasi Pamaluan (Tomp), Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih batugamping dan batulanau; berlapis sangat baik. Batu pasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu kehitam-kecoklatan, berbutir halus-sedang, terpilah baik, butiran membulat-bulat tanggung, padat, karbonan dan gamping. Setempat dijumpai struktur sedimen seilang-silang dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1-2 meter. Batu lempung tebal rata-rata 45 cm, <br />
<div class="fullpost"><a href="http://www.senyawa.com/2009/03/formasi-apa-saja-yang-ada-di-kalimantan.html">Selengkapnya</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-10026770642974366772008-12-18T11:08:00.000+08:002008-12-18T11:14:27.634+08:00Kerangka Tektonik Regional Kalimantan Timur<div style="text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link style="color: rgb(51, 0, 51);" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZID@N%7E1.NET%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial; color: rgb(51, 0, 51);" lang="IN">Kerangka tektonik di Kalimantan<span style=""> </span>Timur dipengaruhi oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng Samudera Philipina, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasian yang terjadi sejak Jaman Kapur<span style=""> </span>sehingga menghasilkan kumpulan cekungan samudera dan blok mikro kontinen yang dibatasi oleh adanya zona subduksi, pergerakan menjauh antar lempeng, dan sesar-sesar mayor. </span><span style="color: rgb(51, 0, 51);" ><div class="fullpost"></span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link style="color: rgb(51, 0, 51);" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZID@N%7E1.NET%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--><span style="font-size: 12pt; font-family: Arial; color: rgb(51, 0, 51);" lang="IN">Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada<span style=""> </span>Kala Eosen Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen Akhir. Peningkatan tekanan karena tumbukan lempeng mengakibatkan pengangkatan dasar cekungan ke arah Barat Laut yang menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik di Cekungan Kutai, dan tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga sekarang. Pada Kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai dari bagian barat Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah Timur sepanjang<span style=""> </span>waktu<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>bertindak<span style=""> </span>sebagai<span style=""> </span>pusat<span style=""> </span>pengendapan<i style="">. </i><span style=""> </span>Selain itu juga terjadi susut laut yang berlangsung terus menerus sampai Miosen Akhir. Bahan yang terendapkan berasal dari bagian Selatan, Barat dan Utara cekungan menyusun Formasi Warukin, Formasi Pulubalang dan Formasi Balikpapan. </span>
<br /><span style="color: rgb(51, 0, 51);" > </div></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-20515073073178846622008-12-12T23:12:00.000+08:002008-12-12T23:25:54.550+08:00Sungai Dan Pengalirannya<p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/sungai.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 90px; height: 118px;" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/sungai.jpg" alt="" border="0" /></a>Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu penelitian dan manajemen sungai ini dilakukan oleh berbagai profesi. Ahli sanitari misalnya, meneliti sedimen sungai yang berasal dari buangan limbah serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Sedangkan ahli teknik sipil, mengelola sungai untuk keperluan<em> reservoir</em>, pembangunan pelabuhan dan jembatan. Untuk keperluan tersebut, diperlukan pengetahuan tentang sungai dan pengalirannya, seperti morfologi sungai, sejarah perkembangan sungai serta pola pengaliran sungai.</p> Morfologi sungai adalah ilmu<div class="fullpost"> yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait. <p>Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan pengendapan, yang dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai yaitu:</p> <ul><li> <div><em>aliran laminer</em>: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke dalam arah paralel terhadap saluran.</div> </li><li> <div><em>aliran turbulen</em>: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yang mengakibatkan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maksimum pada aliran turbulen umunya terjadi pada kedalaman 1/3 dari permukaan air terhadap kedalaman sungai.</div> </li></ul> <p> Erosi terjadi pada dinding ataupun dasar sungai dibawah kondisi aliran yang bersifat turbulen. Pengendapan akan terjadi jika material yang dipindahkan jauh lebih besar untuk digerakkan oleh kecepatan dan kondisi aliran. Pada kondisi aliran turbulen erosi akan terjadi akibat terbawanya material dan pengendapan terjadi ketika hasil erosi tersebut menuju ke arah bawah tidak terpindahkan lagi oleh aliran.<span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></p></div><p></p>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-67762730729170868402008-12-12T23:01:00.000+08:002008-12-12T23:05:03.696+08:00Pergerakan Massa Batuan<p>Pergerakan massa batuan ataupun tanah terjadi ketika kekuatan yang mendorong ke bawah di lereng lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang menahannya. Dua faktor yang berpengaruh dan menentukan apakah massa batuan atau tanah ini tetap diam atau bergerak adalah gravitasi dan friksi. Gravitasi mendorong untuk bergerak sedangkan friksi menahan untuk tidak bergerak.</p> Beberapa proses alami serta proses buatan dalam menyebabkan kondisi lereng menjadi curam yang mengakibatkan massa batuan<span style="color: rgb(0, 0, 0);" ><div class="fullpost"></span>atau tanah lebih mudah untuk bergerak. Proses alami itu adalah proses patahan, proses lipatan, erosi tebing sungai dan erosi pantai. Penambangan, pemotongan lereng untuk pembuatan jalan dan penimbunan sampah misalnya, termasuk proses akibat aktivitas manusia yang menyebabkan lereng menjadi curam dan tidak stabil.<br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > </div></span>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-63381429414057007192008-12-12T22:40:00.000+08:002008-12-12T22:47:50.710+08:00Apa Itu Geologi Struktur??<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);" >Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/strukturgeologi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 124px; height: 81px;" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/strukturgeologi.jpg" alt="" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);" >Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" >Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan</span><div class="fullpost"><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > </span></div></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-68293986637627435532008-12-12T22:26:00.000+08:002008-12-12T22:29:57.240+08:00Masa Arkeozoikum ( 4,5 - 2,5 milyar yang lalu )<span style="font-family:Verdana;font-size:85%;"><b>Arkeozoikum artinya Masa Kehidupan purba<br /><br /></b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang).</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);" ><div class="fullpost"> </span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.<br /><br />sumber <a href="http://www.geocities.com/museumgeologi/">museumgeologi</a><br /></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > </div></span>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-34003333596639826812008-12-12T22:20:00.000+08:002008-12-12T22:23:52.188+08:00Sejarah Singkat KehidupanBumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600.000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan matahari sebagai pusatnya.<br /><br />Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak.<br /><br />Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu <div class="fullpost">secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevousi. Perkembangan tumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia.<br />sumber <a href="http://www.geocities.com/museumgeologi/">museumgeologi</a></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-81566649276229429692008-12-12T20:22:00.001+08:002010-02-27T15:12:29.882+08:00Hipotesis Terjadinya Bumi Dalam Sistem Tata Surya<div style="text-align: justify;"><br />
<span style="font-family: Verdana; font-size: 100%;">Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu </span><a href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/bumi.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" style="color: black;"><img alt="" border="0" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/bumi.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 106px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 129px;" /></a><span style="font-family: Verdana; font-size: 100%;">bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :</span><br />
<span style="font-family: Verdana; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: 100%;"><a href="http://www.senyawa.com/2008/12/hipotesis-terjadinya-bumi-dalam-sistem.html">Selengkapnya</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: 'courier new';"><span style="font-family: verdana;"><div style="text-align: justify;"></div></span></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-17440835270061795482008-12-09T23:50:00.001+08:002010-03-17T17:32:04.952+08:00Batuan Di Bumi Dan Cara Terbentuknya<span style="color: black; font-family: Arial;">Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dim</span><span style="color: black; font-family: Arial;">ana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang </span><span style="color: black; font-family: Arial;">dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa </span><span style="color: black; font-family: Arial;">daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : <em>batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks)</em>. Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.</span><br />
<div class="fullpost"><div style="color: black; text-align: left;"><strong><u><span style="font-family: Arial;">Batuan beku</span></u></strong><span style="font-family: Arial;"> atau sering disebut <em>igneous rocks</em></span><span style="font-family: Arial;"><em></em> ad</span><span style="font-family: Arial;">alah</span><span style="font-family: Arial;"> batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.</span></div><div style="color: black;"><a href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/batusediment.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><br />
</a></div><div style="color: black;"><a href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/batusediment.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><br />
</a></div><div style="color: black;"><a href="http://www.senyawa.com/2010/01/batuan-batuan-di-bumi-jenis-dan.html">Selengkapnya</a></div></div><span style="color: black;"> </span>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-29456285817558708312008-12-09T23:46:00.000+08:002008-12-09T23:48:58.605+08:00Kelas dan Jenis Batubara<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);" >Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien <div class="fullpost">dibandingkan dengan bituminus.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah. </div></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-718630721315975812008-12-09T23:35:00.000+08:002008-12-09T23:38:18.083+08:00Materi Pembentuk Batubara<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);" >Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batubara dari perioda ini.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari perioda ini.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. <div class="fullpost">Materi utama pembentuk batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > * Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.</div></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-76581790078248680092008-12-09T23:33:00.000+08:002008-12-09T23:35:12.664+08:00Umur Batubara<p style="text-align: justify;">Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 <i>juta tahun yang lalu</i> (jtl), adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara <span style="font-style: italic;">(black</span><i> coal</i>) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.</p><div style="text-align: justify;"> Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, <span style="color: rgb(0, 0, 0);" ><div class="fullpost"></span> seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di pelbagai belahan bumi lain.<br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);" > </div></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-14845343502863055582008-12-09T23:15:00.000+08:002008-12-09T23:31:59.371+08:00Cara Terbentuknya Batubara<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/terbentukbatubara.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 486px; height: 297px;" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/terbentukbatubara.gif" alt="" border="0" /></a><br />Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan <span id="__firefox-findbar-search-id" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >pembatubaraan</span> (<span style="font-style: italic;">coalification</span>).Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara<div class="fullpost"> yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (<span style="font-style: italic;">coal field</span>) dan lapisannya (<span style="font-style: italic;">coal seam</span>).<br /><p>Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (<span style="font-style: italic;">Carboniferous Period</span>) --dikenal sebagai zaman batu bara pertama-- yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik'. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (<span style="font-style: italic;">peat</span>), yang selanjutnya berubah menjadi batu bara muda (<span style="font-style: italic;">lignite</span>) atau disebut pula batu bara coklat (<span style="font-style: italic;">brown coal</span>). Batubara muda adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah.<br /><br />Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (<span style="font-style: italic;">sub-bituminous</span>). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (<span style="font-style: italic;">bituminou</span>s) atau antrasit (<span style="font-style: italic;">anthracit</span>e). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.<br /></p> Dalam proses <span id="__firefox-findbar-search-id" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >pembatubaraan</span>, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Berikut ini ditunjukkan contoh analisis dari masing --masing unsur yang terdapat dalam setiap tahapan pembatubaraan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/tabel.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 574px; height: 246px;" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/tabel.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-82858321643188286222008-12-09T22:52:00.000+08:002008-12-09T23:08:46.506+08:00Batubara<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-weight: bold;">Batubara</span> adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya ada</span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/batubara.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 116px; height: 109px;" src="http://www.geocities.com/erwan05_ukt/batubara.jpg" alt="" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">l</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">ah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.</span></span><div class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti�: C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.</span></span></div><p style="color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:100%;" ></span></p></div><p></p>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4943449013654967530.post-66194501549792725612008-12-09T22:11:00.000+08:002008-12-09T23:14:13.800+08:00Mengenal Batubara<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batubara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. Ada laporan yang menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Bahkan petunjuk paling awal tentang batubara ternyata berasal dari filsuf dan ilmuwan Yunani yaitu Aristoteles, yang menyebutkan adanya arang seperti batu. Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangunan bangsa Romawi di Inggris juga menunjukkan bahwa batubara telah digunakan oleh bangsa Romawi pada tahun 400 SM. </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Catatan sejarah dari Abad Pertengahan memberikan bukti pertama penambangan batu bara di Eropa,</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);" ><div class="fullpost"></span>bahkan suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu bara yang tersingkap di pantai Inggris dikumpulkan dan diekspor ke Belgia. Selama Revolusi Industri pada abad 18 dan 19, kebutuhan akan batubara amat mendesak. Penemuan revolusional mesin uap oleh James Watt, yang dipatenkan pada tahun 1769, sangat berperan dalam pertumbuhan penggunaan batu bara. Oleh karena itu, riwayat penambangan dan penggunaan batu bara tidak dapat dilepaskan dari sejarah Revolusi Industri, terutama terkait dengan produksi besi dan baja, transportasi kereta api dan kapal uap.<br /><br />Namun tingkat penggunaan batubara sebagai sumber energi primer mulai berkurang seiring dengan semakin meningkatnya pemakaian minyak. Dan akhirnya, sejak tahun 1960 minyak menempati posisi paling atas sebagai sumber energi primer menggantikan batubara. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa batubara akhirnya tidak berperan sama sekali sebagai salah satu sumber energi primer.<br /><br />Krisis minyak pada tahun 1973 menyadarkan banyak pihak bahwa ketergantungan yang berlebihan pada salah satu sumber energi primer, dalam hal ini minyak, akan menyulitkan upaya pemenuhan pasokan energi yang kontinyu. Selain itu, labilnya kondisi keamanan di Timur Tengah yang merupakan produsen minyak terbesar juga sangat berpengaruh pada fluktuasi harga maupun stabilitas pasokan. Keadaan inilah yang kemudian mengembalikan pamor batubara sebagai alternatif sumber energi primer, disamping faktor ・faktor berikut ini:<br /></div><ol style="text-align: justify;" type="1"><br /><li>Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas.<br /></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;">Diperkirakan terdapat lebih dari 984 milyar ton cadangan batubara terbukti (<span style="font-style: italic;">proven coal reserves</span>) di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara. Dengan asumsi tingkat produksi pada tahun 2004 yaitu sekitar 4.63 milyar ton per tahun untuk produksi batubara keras (hard coal) dan 879 juta ton per tahun untuk batubara muda (brown coal), maka cadangan batubara diperkirakan dapat bertahan hingga 164 tahun. Sebaliknya, dengan tingkat produksi pada saat ini, minyak diperkirakan akan habis dalam waktu 41 tahun, sedangkan gas adalah 67 tahun. Disamping itu, sebaran cadangannya pun terbatas, dimana 68% cadangan minyak dan 67% cadangan gas dunia terkonsentrasi di Timur Tengah dan Rusia.</ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;" start="2" type="1"><li>Negara-negara maju dan negara-negara berkembang terkemuka memiliki banyak cadangan batubara.<br /></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;">Berdasarkan data dari BP <span style="font-style: italic;">Statistical Review of Energy</span> 2004, pada tahun 2003, 8 besar negara ・negara dengan cadangan batubara terbanyak adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India, Australia, Jerman, Afrika Selatan, dan<br />Ukraina.</ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;" start="3" type="1"><li>Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang stabil.<br /></li><li>Harga batubara yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas.<br /></li><li>Batubara aman untuk ditransportasikan dan disimpan.<br /></li><li>Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang, pembangkit listrik, atau lokasi sementara.<br /></li><li>Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan handal.<br /></li><li>Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh cuaca maupun hujan.<br /></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:100%;">Pengaruh pemanfaatan</span><pengaruh pemanfaatan=""><span style="font-family: times new roman;"> </span>batubara terhadap perubahan lingkungan sudah dipahami dan dipelajari secara luas, sehingga teknologi batubara bersih (clean coal technology) dapat dikembangkan dan diaplikasikan.</pengaruh></li></ol><div style="text-align: justify;">Melihat pemaparan di atas, dapat dimengerti bahwa peranan batubara dalam penyediaan kebutuhan energi sangatlah penting. Disini penulis tidak akan membahas lebih jauh tentang hal tersebut, tapi akan mengenalkan tentang batubara dan parameter umum yang menjadi penilaian kualitas batubara.<span style="color: rgb(0, 0, 0);" ></div></span></div>erwanhttp://www.blogger.com/profile/09368206972039995443noreply@blogger.com0